RandaAnak 1 Diy Komunitas Randa Palembang Manis Video Siswi Sma 2018 Randa Slawi Tegal Cari Jodoh Randa Cirebon Di Facebook Janda 2018 Mencari Pasangan Hidup Tanggung Jawab Cari Jodoh Randa Majenang Di Facebook Daftar Nomor Wa Janda Lampung Komunitas Randa Blitar Anggun Janda Bukan Pelakor Yogyakarta Randa Semarang Cari Jodoh 2018 Cari JodohPALEMBANG - Legenda atau cerita ajang mencari jodoh pada momen perayaan Cap Gomeh di Pulau Kemaro Kota Palembang Sumatera Selatan, hingga sekarang masih dipercayai oleh sebagian warga keturunan tahun perayaan Cap Gomeh yang dipusatkan di pulau berlokasi di tengah Sungai Musi itu, warga Tionghoa dari penjuru tanah air berduyun-duyun datang kesana, khususnya kaum muda-mudi, karena berharap akan mendapat keberuntungan bertemu jodoh, kata Ketua Panitia Penyelenggara Cap Gomeh Candra Husin di Palembang, Selasa 3/3.Menurut dia, tradisi mencari jodoh di balik perayaan Cap Gomeh telah berlangsung sejak 300 tahun silam, warga Tionghoa khususnya kaum muda-mudi meyakini dengan perayaan keagamaan di Klenteng Hok Ceng Bio digelar di Pulau Kemaro akan dipertemukan pemerintah setempat setiap perayaan Cap Gomeh menyediakan alat transportasi air bagi para pengunjung secara gratis. Dijelaskannya, tradisi perayaan Cap Gomeh di daratan Cina sendiri dianggap hari muda-mudi mencari jodoh, zaman dulu anak perempuan tidak boleh ke luar rumah, hanya saat perayaan Cap Gomeh baru diizinkan boleh bertemu dengan anak laki-laki untuk saling mengenal. "Dengan ada kisah atau cerita untuk peruntukan jodoh maka setiap perayaan Cap Gomeh datang ke sini memohon supaya dipertemukan jodoh," kata Susanto, salah satu pengunjung dari Diah, pengunjung yang datang dari Palembang, di Pulau Kemaro tersebut berdasarkan cerita ada sebuah pohon yang diberi nama pohon cinta. Konon, siapapun yang menulis nama pria idaman maka hubungan mereka akan menjadi langgeng dan bagi yang berlum memiliki jodoh, menjadi cerita yang berkembang di masyarakat, asal usul Pulau Kemaro berdasarkan legenda mengisahkan sosok Tan Bu An yang terjun ke Sungai Musi mencari guci yang dikira sawi asin berisikan emas pemberian orang tuanya, setelah mempersunting putri Palembang bernama Siti Fatimah. Setelah melihat kekasihnya tak kunjung muncul ke permukaan sungai, sang putri pun ikut terjun ke Sungai Musi dan hingga sekarang kedua sejoli itu tak pernah terlihat tempat dua sejoli ini terjun, lambat laun muncul pulau kecil yang tak tenggelam saat Sungai Musi airnya pasang sekalipun, sampai sekarang dikenal dengan nama Pulau Kemaro. Menurut Candra, tradisi serta legenda inilah menjadikan daya tarik tersendiri bagi masyarakat Tionghoa di Kota Palembang maupun dari penjuru tanah air bahkan luar negeri seperti dari Singapura, Malaysia dan Hongkong untuk merayakan Cap Gomeh di Pulau tahun perayaan Cap Gomeh tidak kurang dari 70 ribu pengunjung yang sebagian besar warga keturunan Tionghoa untuk merayakannya. Terlebih lagi di Pulau Kemaro selain kelenteng, juga terdapat pagoda setinggi 45 meter menjadi destinasi wisata yang dicanangkan pemerintah sebagai ajang promosi Kota Palembang. sumber AntaraBACA JUGA Update Berita-Berita Politik Perspektif Klik di Sini
Menurutdata janda terbaru 2018 di kota Palembang, setiap tahun kurang lebih 500 janda Palembang yg berhasil menikah lagi. saya kapan gilirannya ya?. Janda Bohay Mencari Pria Siap Nikah Randa Cari Jodoh Palembang Serius Janda Cari Jodoh Siap Nikah Janda Muda Cari Jodoh Bandung Untuk Nikah Janda Jawa Timur Cari Jodoh Duda Tanggung Jawab
Palembang ANTARA News - Legenda atau cerita ajang mencari jodoh pada momen perayaan Cap Go Meh hari ke-15 dan hari terakhir dari masa perayaan Tahun Baru Imlek di Pulau Kemaro Kota Palembang Sumatera Selatan, sampai sekarang masih dipercayai oleh sebagian warga keturunan Tionghoa. Setiap tahun perayaan Cap Go Meh yang dipusatkan di pulau berada di tengah Sungai Musi itu, warga Tionghoa dari penjuru Tanah Air berduyun-duyun datang kesana, khususnya kaum muda-mudi, karena berharap akan mendapat keberuntungan bertemu jodoh, kata Ketua Panitia Penyelenggara Cap Go Meh Candra Husin di Palembang, Selasa. Menurut dia, tradisi mencari jodoh di balik perayaan Cap Gomeh telah berlangsung sejak 300 tahun silam. Warga Tionghoa khususnya kaum muda-mudi meyakini perayaan keagamaan di Klenteng Hok Ceng Bio yang digelar di Pulau Kemaro bisa mempertemukan di Pulau Kemaro dapat ditempuh dengan menggunakan sampan motor sampan bermesin-red dari dermaga PT Pusri Palembang dalam waktu tempuh lima menit. Di sana, pengunjung melakukan ritual sembahyang dan memohon kepada Sang Pencipta. Biasanya pemerintah setempat setiap perayaan Cap Gomeh menyediakan alat transfortasi air itu bagi para pengunjung secara gratis, kata Candra. Dijelaskannya, tradisi perayaan Cap Gomeh di daratan Tiongkok sekaligus hari muda-mudi untuk mencari jodoh. Jaman dulu anak perempuan tidak boleh keluar rumah. Hanya saat perayaan Cap Gomeh mereka baru diizinkan bertemu dengan anak laki-laki untuk saling satu pengunjung dari Jambi, Susanto mengatakan kisah atau cerita untuk dipertemukan dengan jodohnya, membuat dia datang ke klenteng tersebut. Lain lagi dengan pengunjung lainnya dari Palembang, Diah. Ia mengatakan, di Pulau Kemaro ada pohon cinta yang jika menulis nama pria idaman maka hubungannya akan menjadi langgeng dan menjadi jodoh. Selain itu, ada legenda terbentuknya pulau tersebut. Menurut cerita, seorang pemuda bernama Tan Bu An terjun ke Sungai Musi mencari guci berisi emas yang semula dikira berisi sawi dan dibuang ke sungai. Guci itu adalah pemberian orang tuanya untuk mempersunting putri Palembang bernama Siti Fatimah. Setelah melihat kekasihnya tak kunjung muncul ke permukaan sungai, sang putripun ikut terjun ke Sungai Musi dan kedua sejoli itu tak pernah terlihat lagi. Dari tempat dua sejoli ini terjun, munculah pulau kecil yang tak tenggelam saat Sungai Musi airnya pasang sekalipun, yang sekarang dikenal dengan nama Pulau Kemaro. Menurut Candra, tradisi serta legenda inilah menjadikan daya tarik tersendiri bagi masyarakat Tionghoa di Kota Palembang maupun dari penjuru Tanah Air bahkan luar negeri seperti dari Singapura, Malaysia dan Hongkong untuk merayakan Cap Gomeh di Pulau Kemaro. Setiap tahun perayaan Cap Gomeh, tidak kurang dari 70 ribu pengunjung yang sebagian besar warga keturunan Tionghoa untuk merayakannya. Terlebih lagi di Pulau Kemaro selain kelenteng, juga terdapat pagoda setinggi 45 meter menjadi destinasi wisata yang dicanangkan pemerintah sebagai ajang promosi Kota Palembang, katanya.EV*M033Editor Unggul Tri Ratomo COPYRIGHT © ANTARA 2015Menurutdata janda terbaru 2018 di kota Madura, setiap tahun kurang lebih 500 janda Madura yg berhasil menikah lagi. aq kapan gilirannya ya?. Cari Jodoh Blora Serius Randa 2018 Mencari Pasangan Hidup Serius Randa Cari Jodoh Jawa Barat Serius Janda Diy Siap Di Madu Janda Palembang Cari Jodoh Pria Serius Video Siswi Sma 2018 Randa Slawi
EviGadis Cari Jodoh Perjaka Duda di Padang Lunang Sumbar Indonesia CARI Jodoh Prjaka/duda Usia 40th Kbwah, Serius& Siap Menikah Nama : Evilinda Umur : 29 Th Status : Gadis Kota : Padang Lunang sumatra Barat Pkjaan :karyawan Honorer Kritera : Law Ada pgawai BUMN,PNS,Polisi,dkter Jujur,Mapan BTanggung Jawab INFO KONTAK Hp :082384622686
JandaTidak Hanya Hebat Diranjang Tapi Hemat & Pintar Cari Uang. INDONESIA. Palembang adalah ibu kota provinsi Sumatera Selatan Indonesia. Saat ini, kota ini adalah kota tertua yang ada di Indonesia, berasal dari abad ke-7. dan kota Palembang adalah pusat kota terpadat di luar Jawa. . Populasinya adalah 50.703 pada tahun 1905; mencapai
EditorCandra Setia Budi. MUSIRAWAS, Seorang petani di Desa Rantau Ali, Kecamatan Suka Karya, Kabupaten Musirawas, Sumatera Selatan, tega memperkosa dua putri kandungnya sendiri dengan modus ritual mencari jodoh. Pelaku bernama Ardiyanto (48) ditangkap petugas setelah kasus pemerkosaan itu dilaporkan kepada pihak kepolisian setempat. KomikPetruk Karya Tatang S, Judul Cari Jodoh di Tokopedia ∙ Promo Pengguna Baru ∙ Cicilan 0% ∙ Kurir Instan. Sj3eu.